Monday, July 2, 2012

7 Alasan Mengapa Biasanya Orang Tidak Menentukan Tujuan dalam Hidup

0 comments
(1) TIDAK SERIUS => Mereka adalah orang yang HANYA BICARA dan TIDAK BERTINDAK. Mereka ingin lebih SUKSES, mereka ingin meningkatkan kehidupan mereka, tetapi mereka TIDAK BERSEDIA melakukan upaya yang diperlukan. Mereka tidak mempunyai “api di dalam perut” yang bisa dijabarkan menjadi keinginan yang berkobar-kobar untuk membuat sesuatu sendin, untuk menjadikan kehidupan mereka semakin besar dan semakin menarik.

Satu-satunya cara Anda bisa mengetahui apa yang benar-benar dipercayai seseorang adalah dengan tindakan, bukan kata-kata. Yang penting bukanlah apa yang Anda katakan, atau apa yang Anda maksudkan, atau apa yang Anda angan-angankan, Anda harapkan dan Anda doakan, melainkan hanya APA YANG ANDA LAKUKAN. Nilai dan kepercayaan Anda yang sesungguhnya hanyalah dan selalu apa yang Anda nyatakan dalam PERILAKU Anda. Satu orang yang mau mengambil tindakan nilainya sepuluh kali lipatnya pembicara yang cemerlang tetapi tidak melakukan apa-apa.

(2) BELUM MENERIMA TANGGUNG JAWAB KEHIDUPAN SENDIRI => Saya biasanya berpikir bahwa TUJUAN adalah titik awal untuk SUKSES sampai saya menyadari bahwa sebelum orang menerima apa yang mereka pertanggungjawabkan sepenuhnya untuk kehidupan mereka dan untuk segala hal yang terjadi terhadap mereka, mereka bahkan belum mengambil langkah pertama ke arah penetapan TUJUAN.

Orang yang TIDAK BERTANGGUNG JAWAB adalah orang yang masih menunggu kehidupan yang sesungguhnya dimulai. Orang seperti itu menggunakan semua energi kreatifnya untuk membuat dalih yang paniang lebar tentang kegagalannya membuat kemajuan, dan kemudian membeli kupon lotre dan pulang untuk menonton televisi.

(3) RASA BERSALAH DAN RASA DIRI TAK BERHARGA => Seseorang yang begitu rendah secara mental dan emosional sehingga dia “melayangkan pandangan ke atas untuk melihat dasar” bukanlah jenis orang yang dengan penuh keyakinan dan secara optimistis menetapkan TUJUAN untuk bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang. Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang negatif, yang menyebabkan dia mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak layak dan punya sikap “Apa gunanya?” dan “Saya tidak cukup baik,” hampir-hampir sama sekali tidak mampu menetapkan TUJUAN yang serius.

(4) TIDAK MENYADARI PENTINGNYA TUJUAN => Kalau Anda dibesarkan dalam keluarga tempat orang tua Anda tidak punya TUJUAN serta menetapkan dan mencapai TUJUAN bukan topik yang tetap dalam percakapan keluarga, Anda bisa mencapai kedewasaan bahkan tanpa mengetahui bahwa ada hal yang namanya TUJUAN, selain perjalanan.

Kalau Anda bergerak di dalam lingkungan sosial tempat orang tidak mempunyai TUJUAN yang ditetapkan dengan jelas untuk mereka kejar, akan merupakan hal yang wajar bagi Anda untuk mengandaikan bahwa TUJUAN bukanlah bagian yang penting sekali dalam kehidupan. Karena 80 persen orang di sekeliling Anda tidak pergi ke mana pun juga, kalau Anda tidak berhati-hati akhirnya Anda akan berkeliaran bersama orang banyak, mengikuti para pengikut, dan juga tidak pergi ke mana pun juga.

Kalau orang tahu bahwa semua harapan, impian, dan rencana mereka, aspirasi dan ambisi mereka, tergantung pada kemampuan dan kemauan mereka menetapkan TUJUAN -- kalau orang menyadari betapa penting TUJUAN bagi kehidupan yang bahagia dan SUKSES -- saya rasa jauh lebih banyak orang yang akan punya TUJUAN dibandingkan dengan keadaannya sekarang ini.

(5) TIDAK TAHU BAGAIMANA CARA MENETAPKAN TUJUAN => Anda bisa menerima gelar dari universitas dalam masyarakat kita, dan apa yang sederajat dengan lima belas atau enam belas tahun pendidikan, dan tidak pernah barang sekali menerima petunjuk tentang penetapan TUJUAN barang satu jam, walaupun penetapan TUJUAN lebih penting bagi kehidupan jangka panjang Anda dibandingkan dengan satu persoalan tunggal apa pun yang bisa Anda pelajari.

Dan kesalahan yang lebih buruk lagi yang dibuat orang adalah mengandaikan bahwa mereka sudah tahu bagaimana cara menetapkan TUJUAN. Seseorang yang mengira dirinya sudah mempunyai keahlian yang penting ini, padahal kenyataannya pengertiannya tentang hal itu sedikit sekali, terancam bahaya akan gagal dalam kehidupan.

(6) RASA TAKUT DITOLAK ATAU TAKUT DIKRITIK => Sejak saat kita masih anak-anak, kita pernah mengalami harapan dan impian kita dihantam oleh kritik dan ditertawakan orang lain. Mungkin orang tua kita tidak menginginkan kita berharap terlalu tinggi, atau merasa kecewa, sehingga mereka dengan cepat menunjukkan semua alasan mengapa kita tidak akan bisa mencapai TUJUAN kita. Saudara kandung dan teman-teman kita mungkin menertawakan kita atau mengejek kita karena kita berpikir ingin menjadi seseorang yang atau melakukan sesuatu yang jauh melampaui apa yang bisa mereka bayangkan untuk diri mereka sendiri. Sikap mereka bisa mempengaruhi cara berpikir kita terhadap diri sendiri dan penetapan TUJUAN selama bertahun-tahun.

Pemecahan bagi RASA TAKUT dikritik atau kedengaran bodoh ini sederhana saja: jagalah agar TUJUAN Anda tetap DIRAHASIAKAN. Jangan katakan kepada siapa pun juga. Semua orang yang secara efektif menetapkan TUJUAN akhirnya belajar menyimpan TUJUAN itu untuk dirinya sendiri saja. Tidak ada seorang pun yang bisa menertawakan Anda atau mengritik Anda, kalau dia tidak tahu apa TUJUAN Anda.

Ada DUA PERKECUALIAN bagi praktek PENYIMPANAN RAHASIA ini.

Yang PERTAMA adalah kepada orang-orang, seperti bos atau teman hidup Anda, yang bantuannya akan Anda perlukan untuk mencapai TUJUAN Anda.

Dan KEDUA, Anda bisa berbagi TUJUAN Anda dengan orang-orang yang berorientasi TUJUAN, orang yang akan memberi Anda dorongan ke arah tempat yang ingin Anda datangi. Anda juga harus menjadikan kebijaksanaan untuk memberikan dorongan kepada siapa saja yang Anda ajak bicara dan mengatakan kepada Anda tentang TUJUAN yang mereka miliki. Katakan kepada mereka, “Kejarlah!” Katakan kepada mereka, “Anda bisa melakukannya.”

Memberikan dorongan kepada orang lain juga memotivasi diri Anda. Itu adalah salah satu penerapan HUKUM MENABUR DAN MENUAI. Kalau Anda senang orang lain memberi Anda dorongan, ambillah setiap kesempatan untuk memberi mereka dorongan pula.

(7) RASA TAKUT GAGAL => RASA TAKUT kepada kegagalan adalah satu rintangan tunggal paling besar terhadap SUKSES dalam kehidupan orang dewasa. Itulah yang menjaga orang tetap tinggal dalam zona kenyamanannya. Itulah yang membuat mereka tetap menundukkan kepala dan main amannya saja sementara tahun-tahun berlalu.

RASA TAKUT GAGAL dinyatakan dalam sikap, “Saya tidak bisa, saya tidak bisa, saya tidak bisa.” Ini dipelajari sejak dini di masa kanak-kanak sebagai akibat KRITIK DESTRUKTIF dan hukuman karena melakukan segala hal yang tidak disetujui oleh orang tua. Begitu tertanam dalam pikiran bawah sadar, RASA TAKUT ini berbuat lebih banyak untuk melumpuhkan harapan dan membunuh ambisi dibandingkan dengan emosi negatif mana pun juga dalam pengalaman manusia.

Alasan utama untuk RASA TAKUT GAGAL adalah karena orang tidak memahami peranan kegagalan dalam mencapai SUKSES. Ketentuannya hanyalah: Mustahil bisa SUKSES tanpa mengalami kegagalan. Kegagalan adalah prasyarat untuk SUKSES. SUKSES yang paling besar dalam sejarah manusia juga adalah kegagalan yang paling besar.

Putuskanlah, sebelumnya, untuk mengambil setiap kemunduran sebagai pemacu menuju usaha yang lebih besar, terutama dalam bisnis dan penjualan, karena mengetahui bahwa Anda semakin mendekati SUKSES dengan setiap pengalaman.

Lihatlah kekalahan sementara sebagai rambu jalan yang berbunyi “STOP, jalan sini saja.” Salah satu kualitas pemimpin adalah bahwa mereka tidak pernah menggunakan kata kegagalan atau kekalahan. Sebaliknya, mereka menggunakan kata-kata seperti “pengalaman belajar yang berharga” atau “cacat sementara.”

Anda bisa belajar mengatasi RASA TAKUT GAGAL dengan mutlak jelas tentang TUJUAN Anda, dan dengan menerima kemunduran sementara dan rintangan sebagai harga yang mau tidak mau harus dibayar untuk mencapai SUKSES dalam kehidupan.

(Brian Tracy—diedit oleh DRA-NetWork)

Leave a Reply