Wednesday, July 4, 2012

Kebaikan Hakiki

0 comments
Maka, di antara manusia ada orang yang berdoa, “ Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (QS Albaqarah[2]:200).

Kita jumpai banyak manusia yang menghabiskan waktunya untuk mencari dunia. Mereka hanya meminta dunia kepada Allah tanpa memedulikan keaddan akhiratnya.

Benak mereka hanya berisi keinginan duniawi tak ada tempat untuk bekerja ekstrakeras, siang-malam, hanya untuk menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa mau menunaikan zakat dan sedekah sebagai hak dari hartanya.

Mereka mengira harta itu akan menjadikan dirinya kekal, padahal realitanya tidaklah demikian, Allah berfirman dalam surat Alhumazah [104]:1-4, “Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira harta itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam neraka Huthamah.”

Orang yang beriman adalah orang yang memohon kebaikan di dunia dan akhirat, sebagaimana yang termaktub pada surat Albaqarah ayat 201, “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

Menurut Al Jazairi (Aysar At Tafasir 1/143), yang dimaksud dengan kebaikan dunia adalah segala hal yang menyenangkan dan tidak menimbulkan mudarat. Adapun yang dimaksud kebaikan akhirat adalah selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga.

Doa komplet yang diajarkan Allah kepada kita itu mengandung makna bahwa kebaikan hakiki adalah kebaikan di akhirat. Betapa tidak, bila doa itu diucapkan dengan keyakinan yang benar maka dia akan mempengaruhi tindakan kita sehari-hari. Apabila kita menginginkan istri yang salehah maka kita takkan membiarkan diri kita terseret aliran permisivisme dalam pergaulan dengan lawan jenis.

Apabila kita menghendaki rezeki yang halal maka kita tak mungkin berani melakukan korupsi. Apabila kita ingin selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga, takkan ada waktu bagi kita untuk melakujkan maksiat atau melanggar aturan Allah, sebab itu bertentangan dengan kejiwaan doa kita. Wallahu a’lam bish-shawab

oleh: Erwan Roihan

Leave a Reply